Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gunung Karang Yang Penuh Dengan Historis Dan Puncaknya yang Bernama Sumur Tujuh

 

Puncak Gunung Karang


Gunung Karang

    Gunung terbesar dan tertinggi yang berada di Provinsi Banten, gunung yang terletak di Kabupaten Pandeglang ini memiliki ketinggian 1778 mdpl dari permukaan air laut. Gunung yang memiliki cerita mistis dan penuh dengan historis ini menjadi kebanggan bagi warga Banten dan khususnya Pandeglang, karena di gunung ini terdapat Sumur Tujuh yang begitu melekat di kalangan masyarakat yang berada di puncak gunung. Untuk bisa mencapai puncak Gunung Karang ini terdapat dua jalur pendakian yakni melalui Kampung Kaduengang dan Pakuhaji dan yang uniknya lagi terdapat dua titik puncak yang berbeda dengan jalur pendakian yang berbeda pula.


Jalur Pendakian Menuju Puncak Gunung Karang

  • Kampung Kaduengang

    Pendakian melalui jalur Kampung Kaduengang, jika kalian dari jauh bisa menaiki bus Murni,Asli Prima,Arimbi jurusan Kalideres-Labuan atau bisa juga naik mobil Damri atau ELF jurusan Serang-Sumur dan turun di Alfamart Kampung Juhut dan langsung naik ojeg menuju Kampung Kaduengang, untuk tarif ojeg di kenakan Rp. 15.000 per motor. Setibanya di Kampung Kaduengang para pendaki/pengunjung di harapkan untuk mengisi formulir dan membayar tiket Rp. 10.000 perorang dan parkir motor Rp. 15.000 bagi yang mau menginap dan Rp. 10.000 bagi pendaki yang tidak menginap atau pulang pergi (pp) dan untuk mobil dikenakan tarif Rp. 10.000 - Rp. 30.000 di sarankan untuk para pendaki/pengunjung sebelum melakukan pendakian harap di periksa barang bawaan atau bekal dan yang paling terpenting sebelum mendaki untuk ziarah terlebih dahulu ke makam Syekh Jaga Raksa yang tepat berada di parkiran Kampung Kaduengang demi menghormati para leluhur sebelum kita melanjutkan pendakian dan ada aturan bagi para pendaki/pengunjung yang tertera di papan tulis di tempat Makam Syekh Jaga Raksa yang harus di taati demi keselamatan bersama. 

    Perjalanan menuju puncak Gunung Karang membutuhkan waktu 4 jam dan terdapat 4 posko, kita akan melewati perkebunan warga selama 2 jam dan memasuki hutan selama 2 jam untuk mencapai puncak. Selamat perjalan kita akan di suguhkan pemandangan alam yang sangat indah,udara yang segar,saat kita memasuki kawasan hutan kita akan melihat pohon-pohon yang sangat besar dengan akar yang begitu besar dan lebat dan disini pula perjuangan serta kerja keras kita di uji untuk mencapai puncak dengan udara yang mulai dingin. Setibanya di puncak para pendaki akan di suguhkan dengan pemandangan yang indah dan ciamik karena dapat melihat Gunung Aseupan dan Pulosari di sebelah barat, di puncak terdapat mushola yang berdiri kokoh terbuat dari bahan bangunan seperti pasir,semen,batu bata,keramik serta terdapat dapur dengan tungku yang siap di gunakan untuk memasak, tidak hanya itu di puncak pula terdapat sumur berukuran 2x4 meter yang bisa di gunakan para pendaki/pengunjung untuk berwudhu dan lain sebagainya.




Baca juga: Gunung Aseupan yang Curam dan penuh tantangan


  • Kampung Pakuhaji

    Pendakian melalui jalur Kampung Pakuhaji, jika para pendaki naik kendaraan umum seperti halnya bus dan lain sebagainya, para pendaki harus turun di Kampung Cipacung dengan SPBU dan langsung naik ojeg dengan tarif sekitar Rp 15.000 dan langsung menuju Kampung Pakuhaji, setibanya di Kampung Pakuhaji para pendaki/pengunjung bisa menitipkan kendaraannya di rumah warga dengan membayar tarif kebijaksanaannya terhadap warga tersebut di karenakan belum ada tempat parkir khusus kendaraan dan yang paling mudah jika kita punya saudara atau sahabat jadi para pendaki bisa menitipkan kendaraan tersebut di rumahnya dan mendaki bareng saudara atau sahabatnya tersebut untuk menjadi petunjuk arah atau pengantar, di sarankan pula sebelum melakukan pendakian alangkah baiknya para pendaki/pengunjung untuk melakukan ziarah ke Makam Syekh Rako Simperem Pasir Angin demi menghormati para leluhur dan sebagai wisata religi pula.

Puncak Sumur Tujuh

    Perjalanan menuju puncak dan Sumur Tujuh ini dapat di tempuh sekitar 3 jam, terdapat 4 posko untuk beristirahat sejenak. Dan 4 posko tersebut terbagi menjadi 2, 2 posko di area perkebunan dan 2 posko lagi ketika sudah memasuki kawasan hutan. Kita akan melewati perkebunan warga dan bertemu warga yang sedang bercocok tanam atau pun warga yang lalu lalang entah itu mau ke kebun atau pulang. Saat kita mau sampai di posko 2 kita dapat melihat Stadion Badak kebanggan masyarakat Pandeglang jadi siapkan kamera DSLR/Mirrorles untuk bisa memotret Stadion tersebut dan pemandangan alamnya. Saat perjalanan mulai memasuki hutan dengan pohon-pohon yang besar dan lebat,akar-akar yang besar pula kita akan mencium bau belerang karena jarak yang tidak begitu jauh dengan kawah akan tetapi jalur menuju kawah dapat di lalui dari Kampung Pasir Angin, di Kampung Pasir Angin ini terdapat Masjid Kuno yang cukup terkenal dimana masjid ini terbuat dari kayu semuanya dan nama masjidnya yakni Masjid Kuno Baitul Arsy.


Sumur Tujuh


    Siapkan tenaga dan bekal yang cukup dan kekompakan pula demi menuju puncak karena jalur yang sangat terjal, setibanya di puncak kita tidak bisa melihat pemandangan Gunung Aseupan Pulosari seperti halnya lewat jalur Kampung Kaduengang akan tetapi ada hal yang sangat spesial dari pendakian lewat jalur ini yakni terdapat Sumur Tujuh di puncaknya yang sangat tersohor dari Gunung Karang ini. Di puncak ini terdapat fasilitas mushola yang berdiri kokoh,ada warung warga yakni posko 4,dan yang sangat spesial terdapat Sumur Tujuh tadi. Sumur Tujuh ini sangat tersohor dan memiliki khasiat bagi kalangan yang mempercayainya dan yang sangat spesial air Sumur Tujuh ini bisa di minum secara langsung tanpa harus di masak terlebih dahulu dan airnya pun sangat jernih,segar,dan sehat. Para pendaki di sarankan untuk mandi di Sumur Tujuh ini demi mensucikan diri,ketika kita hendak mandi kita harus pake kain putih dan itu menjadi syarat dan jangan lupa bawa pulang airnya untuk kenang-kenangan dan bisa di berikan ke sanak saudara.





    Sumur Tujuh berarti terdapat tujuh sumber mata air dan jika kita beruntung kita akan menemukan ketujuh sumber mata air tersebut, bagi para pendaki jangan takut kelaparan sebab di puncak terdapat warung warga atau posko 4 yang menyediakan dan menjual makanan serta minuman, jangan kaget ya jika harga segelas kopi atau semangkuk mie di jual dengan harga yang enggak biasa karena para pedagang pun butuh perjuangan membawa barang-barang agar sampai ke puncak. Banyak hikmah dan pengalaman tentunya dari mendaki Gunung Karang ini yakni bagian dari Hiking agar sehat terhadap badan, wisata religi pula karena terdapat tempat ziarah sebelum kita mendaki,dan ilmu dan pengalaman kita saat mendaki,dan sejarah pula tentunya. Bagi para pendaki/pengunjung tidak di anjurkan untuk melakukan pendakian pada malam hari karena untuk menghindari hal yang tidak di inginkan misal tersesat dan lain sebagainya sebab track pendakian yang cukup curam serta hutan yang masih alami.

Pastinya buat para pendaki,traveler,adventure sejati pasti akan mendaki Gunung Karang ini karena banyak hal yang akan di dapat.


6 comments for "Gunung Karang Yang Penuh Dengan Historis Dan Puncaknya yang Bernama Sumur Tujuh"