Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Suku Baduy Luar dan Dalam Yang Melegenda Di Masyarakat Indonesia



Suku Baduy yang melegenda

    Siapa yang tidak kenal dengan Suku Baduy? Pasti semua orang akan mengetahui tentang Suku Baduy. Suku Baduy berada di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Lebak - Banten ini sudah terkenal se-nusantara bahkan mancanegara, suku yang sangat terkenal dengan ciri khasnya yakni tidak memakai alas kaki (sandal) saat berjalan kaki kemana pun dan sejauh apa pun itu jarak tempuhnya, dengan berpakaian ciri khas berwarna putih dan hitam serta memakai ikat kepala. Suku yang sangat jauh dari hirup pikuk dunia digital dan modern, tetap berpegang teguh dan mempertahankan tradisi nenek moyang leluhur demi melestarikan budayanya sendiri,sudah banyak wisatan lokal maupun mancanegara yang sudah berkunjung kesini jadi tidak heran jika Suku Baduy ini sudah terkenal luas hingga ke luar negeri. Suku Baduy itu terbagi menjadi dua, yakni Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam (jero) dengan ciri khas berpakaian pun berbeda, sedangkan Suku Baduy Luar berwarna hitam dan Suku Baduy Dalam berwarna Putih. 


Suku Baduy Luar dan Baduy Dalam (Jero)


Suku Baduy Luar

    Jarak yang bisa di tempuh menuju Suku Baduy dari Lebak Kota sekitar 1 jam sedangkan dari Ibu Kota Jakarta sekitar 3-4 jam dan akan lebih mudah jika di tempuh melalui kendaraan pribadi misalnya motor atau pun mobil, sesampainya di landmark Suku Baduy para pengunjung di sambut oleh patung selamat datang dari Suku Baduy serta biaya parkir kendaraan Rp. 5000,- per motor dan Rp. 10.000,- untuk mobil, saat mulai memasuki ke pemukiman Suku Baduy para pengunjung akan di datangi para tourguide dari daerah Cisimeut yang akan menawarkan jasanya untuk keperluan menemani para pengunjung selama berada di daerah Suku Baduy. Suku Baduy Luar ini memiliki ciri khas berpakaian hitam pada saat di kampungnya atau pun berpergian ke luar daerah yang sering kita temui di jalanan kota.





    Jika para pengunjung sudah memasuki pemukiman Suku Baduy Luar tentunya akan terkesan oleh suasana perkampungan yang masih asri,damai,tenang, karena melihat suasana kampung yang begitu kental dengan pakaian khusus adat daerah tersebut, rumah yang berasal dari bahan bangunan kayu,bambu,atap yang terbuat dari dedaunan alami dan lain sebagainya. Orang Suku Baduy yang ramah tamah terhadap semua orang membuat orang-orang yang berkunjung kesana pun akan merasa betah, dan semua orang akan di suguhkan oleh cindera mata khas Suku Baduy mulai dari madu odeng, kerajinan dari tenun seperti sarung,selimut,ikat kepala,tas selempang, ada pula gelang serta gantungan kunci. Harga dari kerajinan tenun pun bervariatif mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu tergantung kualitas tenun yang di pakai serta motif yang di gunakan sebab akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pembuatannya.






Jika kalian berkunjung ke Suku Baduy jangan lupa membawa bekal yang cukup terutama uang,sebab banyak cendera mata atau oleh-oleh khas Baduy yang harus kita beli buat kenang-kenangan, bisa juga di bagikan ke sanak saudara,sahabat,dan yang lainnya. Ini merupakan ekonomi lokal atau ekonomi kreatif yang harus kita dukung demi keberlangsungan hidup Suku Baduy dan sebagai mata pencaharian Suku Baduy dari segi penjualan hasil kerajinan dan alam.






    Suku Baduy Luar terdapat puluhan Dusun yang tersebar luas hingga kepelosok, Dusun Suku Baduy terbagi bagi tidak hanya berkumpul dalam satu titik dusun atau kampung saja akan tetapi masih banyak lagi jika kita terus masuk hingga ke dalam sampai ke perbatasan Suku Baduy Dalam (Jero). Di Baduy Luar ini terdapat jembatan yang terbuat dari bambu hingga ada yang terbuat dari akar dan di bawahnya terdapat sungai alami yang masih jernih dan segar,para pengunjung bisa istirahat dan menikmati kesegaran serta kejernihan aliran sungai ini dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan. Di Suku Baduy Luar ini terdapat 3 jaro (lurah) yakni:
  1. Jaro Dainah
  2. Jaro Seji
  3. Jaro Arji







Suku Baduy Dalam (Jero)

    saat para pengunjung atau wisatawan akan melanjutkan perjalanan atau ingin memasuki kawasan Suku Baduy Dalam (Jero) alangkah baiknya para wisatawan memerlukan tourguide (pemandu wisata) untuk mendampingi sampai ke Suku Baduy Dalam (Jero) entah itu tourguide dari Kampung Cisimeut yang sudah menunggu di gerbang saat kita masuk ke pemukiman warga Baduy atau memakai jasa orang Baduy Luar asli jika wisatawan sudah punya kenalan dan itu lebih baik,perjalanan menuju Suku Baduy Dalam (Jero) di tempuh dari Baduy Luar sekitar 3 jam. Perjalan menuju Suku Baduy Dalam membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan bugar serta bekal makanan dan minuman yang cukup, jalur yang di lalui tidaklah mudah dan wisatawan akan melalui naik turunnya bukit,melewati jembatan yang hanya terbuat dari bambu,melewati hutan yang masih alami,dan masih banyak lagi dan kenapa di sarankan untuk memakai jasa tourguide (pemandu wisata) supaya bisa membantu kita saat perjalanan,agar kita tidak tersesat karena banyak jalur yang kita belum ketahui,dan yang paling terpenting agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan. Dalam perjalan menuju Baduy Dalam wisatawan akan di suguhkan oleh pemandangan alam indah entah perbukitan,pohon-pohon yang besar,warga Baduy sedang bercocok tanam atau pun Leuit atau tempat/saung menyimpan padi hasil panen atau hasil bumi lainnya.



Leuit (tempat menyimpan gabah)




    Sesampainya di Dusun Suku Baduy Dalam (Jero) disini kita akan merasakan benar-benar berada di suatu wilayah yang masih asri,alami,damai,terjaga,bersih karena inilah Suku Baduy yang sebenarnya jauh dari yang namanya modernisasi dan digitalisasi seperti hand phone (hp) ,laptop,kendaraan dan yang lainnya. Di dalam Suku Baduy Dalam ini terdapat 3 dusun yakni
  1. Dusun Cibeo
  2. Dusun Cikartawana
  3. Dusun Cikeusik

    Dusun Cibeo inilah yang sering kita kunjungi karena yang paling dekat dan aksesnya yang di anggap paling mudah dan Suku Baduy ini yang benar-benar masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang leluhur Suku Baduy, bisa di lihat dari kebiasaan sehari-hari dari Suku Baduy yang sangat menjaga lingkungan, cara bercocok tanam, membuat rumah/saung, sampai berpakaian pun sangat di perhatikan. 



Suasana Baduy Dalam/Jero



    Contoh dari segi berpakaian para kaum lelaki akan memakai pakaian serba putih dan wanita serba hitam dan tidak akan memakai pakaian dari luar daerah Baduy seperti celana lepis/jeans dan mereka akan memakai pakaian asli adat Suku Baduy, untuk membuat rumah/saung Suku Baduy Dalam ini amat sangat memperhatikan seluruhnya bangunannya berasal dari alam entah itu dari kayu,bambu,akar-akaran untuk mengikat satu sama lain dan hal ini berbeda dengan Suku Baduy Luar yang sudah terjamah oleh hal modernisasi dan digitalisasi sebab Suku Baduy Luar sudah menggunakan hand phone (hp) untuk berkomunikasi sehari-hari, dalam pembuatan rumah pun Suku Baduy Luar sudah menggunakan paku dan palu untuk alatnya sedangkan di Suku Baduy Dalam masih serba alami.

    Serta ada istiadat pernikahan yang masih terjaga sebab Suku Baduy Dalam harus menikah dengan sesama Suku Baduy Dalam yang di jodohkan oleh orang tua dan ketua adat, jika orang Suku Baduy Dalam menikah dengan Suku Baduy Luar maka orang Suku Baduy Dalam tersebut harus keluar dari Suku Baduy Dalam dan tidak terikat lagi mengenai adat istiadat serta peraturan Suku Baduy Dalam (Jero) dan sama halnya dengan Suku Baduy Luar harus menikah dengan sesama Baduy Luar dan di jodohkan oleh orang tuanya. Kita juga bisa menginap di Baduy Dalam dan tidur di rumah/saung warga Baduy Dalam dan ini akan menjadi hal sangat mengesankan karena kita bisa menikmati suasana Suku Baduy Dalam yang sebenarnya.

Di Suku Baduy Dalam inj terdapat beberapa Jaro yakni:

  1. Jaro Sami di Dusun Cibeo
  2. Jaro Na'lim di Dusun Cikartawan
  3. Jaro Alim di Dusun Cikeusik
  4. Jaro Saija di Dusun Kanekes
  5. Saidi Putra Jaro Tanggungan 12
  6. Saidi sbg Tokoh Adat Baduy Sesepuh Tanggungan 12
  7. Karsah eks Jaro Warega
  8. Ayah Nasinah Sesepuh Jaro Cikartawana
  9. Ayah Mursid wakil Jaro Tangtu (penentu kebijakan adat) Kampung Cibeo

    Sedangkan Dusun Cikeusik menjadi dusun sepuh atau sangat di tuakan dan di hormati, ada pula Abah Mursid selaku Penentu Kebijakan Adat Kampung Cibeo yang selalu bertemu dengan Kepala Pemerintahan seperti Bupati/Walikota,Gubernur,Menteri bahkan Presiden dikala acara Seba Baduy atau pun acara yang lainnya.


Jembatan yang menjadi ikonik





Post a Comment for "Suku Baduy Luar dan Dalam Yang Melegenda Di Masyarakat Indonesia"