Berawal dari Pak Ade Kardiana
selaku pegawai di salah satu perusahaan swasta di Pandeglang dan akibat
wabah covid yang menyerang Indonesia khususnya Kota Pandeglang dan
banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Pak
Ade Kardiana salah satu korban dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di
perusahaannya tersebut.
Ketika Ade Kardiana sudah tidak bekerja
akan tetapi beliau masih mempunyai kewajiban untuk menafkahi istri,
anak, dan keluarga besar dan Ade Kardiana tetap berusaha semaksimal
mungkin untuk bisa menafkahi keluarganya. Dari situ Ade Kardiana bertemu
sahabat kecilnya yakni Bapak Gatot Sapoetro selaku owner Kedai Kopi
Mustafa 85 yang beralamat di Jl. Ade Irma Kel. Kabayan - Pandeglang,
dekat dengan Bank BJB Pandeglang.
Berawal dari pengalaman Pak
Gatot yang sudah memiliki wirausaha Kedai Kopi dan tercetuslah ide untuk
memulai usaha di bidang kuliner, Pak Ade Kardiana pun mengandalkan uang
pesangon dari perusahaan dan Jaminan Hari Tua (JHT) untuk memulai usaha
tersebut dengan konsep yang berbeda dari kedai kopi biasanya yang
notabene selalu berada di daerah perkotaan, bising akan kendaraan, ramai
orang-orang berlalu lintas. Dan ide beliau mencoba membuka kedai kopi
di alam terbuka dengan suasana asri dengan udara yang sangat sejuk dan
ini sangat jarang ditemukan khususnya kawasan Kota Pandeglang.
Akhirnya
Pak Ade Kardiana bersama 4 sahabatnya membuka usaha kedai kopi tersebut
di kawasan Gunung Karang, dimana Gunung Karang sangat tepat dengan
konsep awal yakni kedai kopi di alam bebas dengan pemandangan alam yang
masih asri.
Wisata Lembur Kula
Wisata
yang dibuka pada Tanggal 20 September 2020 dan terletak di Kampung
Sabrang Desa Pasir Petey Kab. Pandeglang ini terbilang masih baru atau
dalam kata lain masih seumur jagung akan tetapi wisatawan yang sudah
berkunjung sangat banyak dari berbagai kota dan sudah mencapai ribuan
dari pertama kali
launching sampai sekarang dan di hari biasa (
weekday) tiket dapat terjual sampai 300-an dan di akhir pekan (weekend) bisa mencapai 1000 tiket.
Akses menuju Wisata Lembur Kula bisa dibilang cukup baik dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam dari Alun-alun Pandeglang dan bisa di tempuh dari Kampung Cihaseum atau pun Kampung Juhut menuju Desa Pasir Petey, harga tiket yang ditawarkan cukup ramah di kantong wisatawan yakni tiket masuk Rp. 5.000,- per orang, parkir Rp. 3.000,- untuk sepeda, Rp. 5.000,- untuk motor dan Rp. 10.000,- untuk mobil. Dengan membayar tiket seharga demikian kalian bisa menikmati konsep wisata alam yang berbeda dengan pemandangan alam Gunung Karang yang penuh akan historis, udara sejuk, yang akan membuat hati dan raga ini nyaman berlama-lama disana.
Fasilitas Yang Akan di Rasakan Wisatawan Saat di Wisata Lembur Kula
Lembur Kula yang dalam bahasa Sunda berarti "Kampung Saya" nah kenapa bisa di namakan dengan sebutan Lembur Kula, menurut Pak Ade Kardiana selaku owner "agar wisatawan merasa nyaman dengan merasa bahwa itu kampung saya sendiri dengan tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan agar tercipta suasana yang harmonis antara pengelola dan wisatawan" jadi satu sama lain akan mendapatkan manfaatnya. Di wisata Kampung Kula para wisatawan akan mendapatkan fasilitas yang cukup nyaman antara lain:
- Mushola
- Pondok Cadas Ngampar
- Kedai Kopi Mustafa 85
- Camping Ground
- Galeri Produk Lokal
- Dapur Ambu
- Spot foto yg ciamik dan instagramable
Saat kita berwisata pastinya kita jangan lupa dong akan kewajiban kita untuk beribadah, nah di Lembur Kula ini sudah tersedia mushola yang terbuat dari kayu dan bambu khas perdesaan yang bikin wisatawan semakin nyaman karena biasanya mushola itu terbuat dari bangunan permanen dari semen,pasir,batu bata,dan lain lain tapi ini dari bahan alami. Di samping mushola terdapat tempat memasak Dapur Ambu dimana para wisatawan bisa memesan makan khas Sunda seperti nasi liwet dan masih banyak lagi tentunya.
Kebanyakan wisatawan saat berkunjung selalu ingat ada hal lebih penting yaitu mengenai kuliner karena perihal perut seseorang tidak ada yang bisa di bohongi, tenang disini tersedia Kedai Kopi Mustafa 85 yang tentunya terdapat makanan dan minuman yang enak memanjakan lidah serta kekinian dengan harga yang cukup variatif. Disini pula di jual produk lokal asli Pandeglang salah satunya yaitu Kopi Tubruk Robusta khas Pandeglang yang memiliki cita rasa tak kalah dengan kopi yang ada di cafe-cafe.
Di coffee bar ini menjual asli produk lokal semata-mata demi membangun perekonomian desa (lokal) entah itu makanan maupun minuman yang di sajikan dengan sentuhan bahasa asing agar lebih menjual secara marketing. Di sebelah Kedai Kopi Mustafa terdapat Pondok Cadas Ngampar, tempat yang khusus di sediakan pengelola bagi para wisatawan agar bisa menikmati suasana wisata Lembur Kula dengan kondisi tenang dan nyaman.
Bagi wisatawan yang suka camping inilah kesempatan amat langka dan cukup bagus sebab banyak orang mendaki ke puncak Gunung Karang dan ngecamp tapi disini wisatawan tidak perlu capek-capek mendaki demi bisa camping di puncak Gunung Karang cukup ngecamp di wisata Lembur Kula kalian akan merasakan suasana ngecamp di Gunung Karang seperti halnya para pendaki yang lain, cukup membayar Rp. 25.000,- per orang untuk dua hari satu malam dengan fasilitas yang akan di dapat antara lain seperti air mineral gratis dan bisa babacakan (makan) bareng pada malam hari dengan suasana hening, udara yang dingin, dan yang paling spesial adalah pada malam hari dengan spot foto bulan yang begitu indah nan jelas yang bikin hati terasa lebih enjoy.
Untuk kaum milenial dan generasi Z rasanya tidak afdol jika berkunjung ke tempat wisata tapi tidak di suguhkan dengan spot foto yang instagramble tenang disini banyak spot foto yang ciamik di antaranya:
- Parahu Abah
- Gawir Awi Apus
- Ikon Lembur Kula
- Spot Malam Hari
Ada yang unik dari salah satu spot foto disini yakni Parahu Abah yang dalam bahasa Indonesia berarti Perahu Kakek, spot foto yang berbentuk perahu dan terbuat dari bambu sangat ikonik entah itu dari bentuknya, bahannya dari bambu, dan mempunyai filosopi yang amat bersejarah sebab tercetus dari sejarah Nabi Nuh AS yang membuat perahu dan mengajak umatnya untuk naik ke perahu tersebut demi keselamatan umat. Ini ada hal kaitannya dengan Kota Pandeglang yang agamis dan Gunung Karang yang penuh historis karena view di Parahu Abah ini langsung menghadap ke alam Gunung Karang.
Wisata yang amat langka karena wisata Lembur Kula ini di miliki oleh orang Pandeglang asli selaku owner dan pengelolanya pun asli dari Pandeglang berikut ini adalah owner dan tim pengelola antara lain:
- Ade Kardiana selaku owner
- Gatot Saputro selaku Public Relation
- Tembi selaku Barista
- Atep selaku Media
- Hardi selaku pengelola Lingkungan/Kawasan
Pak Ade Kardiana bersama sahabatnya bercita-cita ingin memajukan ekonomi lokal ya salah satunya membuka wisata Lembur Kula ini dengan menjual kuliner khas Pandeglang yang di dapat dari berbagai kalangan mulai pelaku usaha UMKM, petani, dan masih banyak lagi.
Bisa dilihat dari pengelolaan lahan parkir dan pelatihan SDM, lahan parkir di serahkan kepada Karang Taruna desa setempat dan pelatihan SDM akan di serahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), di Kedai Kopi Mustafa 85 ini pun menjual produk asli Pandeglang salah satunya Kopi Tubruk Robusta, dan ada pula galeri produk lokal yang akan menjual produk-produk asli Pandeglang dengan tujuan memajukan dan mempromosikan produk asli Pandeglang.
Wisata alam yang sangat cocok untuk semua kalangan tanpa kecuali, bagi keluarga besar bisa memanfaatkan wisata ini untuk piknik,arisan keluarga,dan lainnya. Khususnya kaum milenial dan generasi Z bisa mempelajari juga tentang sejarah Gunung Karang ini yang penuh historis. Jadi tunggu apa lagi langsung cus berangkat kesini menikmati suasana alam yang begitu asri di temani hangatnya secangkir kopi dan jagung bakar.
Berbincang bersama Pak Ade Kardiana selaku owner
MasyaAllah keren a Dayat semangat berpetualang ya😊😊😊
ReplyDeleteIya siap
DeleteHatur nuhun pisan
ReplyDeleteKangHiday tea 👍
ReplyDeleteAa lalo tea
DeleteMantap kang, maju trs sdm muda pandeglang, mampir ke mustafa85 bawah
ReplyDeleteAamiin, iya insya Allah Pak
Delete